🎫 Cerita Legenda Bahasa Jawa Gunung Bromo

Kaliini saya akan menceritakan Kisah Sejarah Terjadinya Gunung Bromo, bisa di sebut Cerita Dongeng Legenda Asal Usul Gunung Bromo. Suatu kisah menceritakan seorang putri cantik bernama Roro Anteng seperti yang saya tulis diatas, dilamar oleh seorang pria sakti namun berhati jahat. Roro Anteng tidak mencintai pria itu, dia lebih memilih pria Longlong time ago there lived a couple in the village near the top of mount bromo. Cerita liburan di gunung bromo. Wektu kui dewa mulai lunga marang sawijining panggonan, nang sekitare gunung bromo. Legenda tengger (gunung bromo) cerita rakyat jawa timur. Saat itu saya dan teman saya punya hobi yang sedikit aneh. Ratusantahun yang lalu, pada masa pemerintahan raja terakhir Majapahit, Brawijaya, keadaan begitu tidak menentu karena berkembangnya agama baru, Islam. Pada saat itu, ratu melahirkan seorang bayi perempuan dan diberi nama Roro Anteng, kemudian sang putri menikah dengan Joko Seger, seorang dari Kasta Brahma. Karena pengaruh agama baru begitu kuat sehingga menimbulkan kekacauan. Raja dan Menurutkitab ini, Gunung Semeru adalah bagian dari Gunung Meru yang berada di India. Konon, berdasarkan legenda tersebut, Gunung Semeru dipercaya merupakan paku bumi Pulau Jawa yang ditancapkan oleh para dewa. Puncak gunung paling tinggi diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Masyarakat Jawa percaya bahwa dahulu, pulau besar yang Sejarahgunung bromo dan cerita legenda asal usul suku tengger berbeda dengan beberapa legenda objek wisata lainnya. 24 agustus 2020 dongeng cerita rakyat. Mengenai nama, asal usul gunung bromo dalam bahasa jawa ternyata memiliki nilai tersendiri. Pengertian suku tengger suku tengger adalah suku yang tinggal disekitar gunung bromo, jawa Indonesiasendiri berada di wilayah ring of fire, tepatnya di daerah sabuk alpide sekaligus pusat bertemunya 3 benua yaitu Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.Negara kita memiliki banyak gunung berapi yang masih, data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) sebanyak 127 gunung masih aktif di Indonesia. Sedangkan di Pulau Jawa ada kurang lebih 19 gunung api yang masih aktif. LegendaAdalah Dalam Bahasa Jawa. KUMPULAN CERITA LEGENDA BAHASA JAWA (Box /Set) | Shopee Indonesia. Cerita Rakyat Jawa Barat: Sangkuriang dan Tangkuban Perahu - Portal Jember. The Blog on Better Roads - Naskah Drama Cerita Rakyat Bahasa Jawa Showing 1-1 of 1. Naskah Drama Tangkuban Perahu Untuk 5 Orang - Belajar. Yuk Simak Asal Usul Gunung Sebelummenyimak cerita rakyat Misteri Gunung Bromo dalam bahasa Jawa sebaiknya kalian memahami terlebih dahulu tentang cerita rakyat. Cerita rakyat Legenda Gunung Bromo dalam Bahasa Jawa di atas dapat kalian download dalam file Microsoft Word, link download ada di bawah ini: Yang0.998217711968781 dan 1.27281754304555 di 1.40586624720146 itu 1.60605525635212 dengan 1.92694315549759 ini 2.04249539860528 untuk 2.05573034539414 dari 2.09959237384937 dalam 2.11677996685297 tidak 2.11939383059724 akan 2.4399120190214 pada 2.62667215573031 juga 2.67282100848081. Inilah 12 contoh narrative text legenda dalam bahasa inggris lengkap dengan terjemahannya.legenda adalah . Sejarah Gunung Bromo dan Cerita Legenda Asal Usul Suku Tengger berbeda dengan beberapa legenda objek wisata lainnya. Gunung Bromo dahulu kala adalah gunung terbesar di Jawa, namun setelah letusan yang terbesar pada waktu itu membuat gunung ini tercipta beberapa objek-objek baru yang sangat indah. Seperti yang terlihat sekarang munculnya gunung Bathok, gunung Widodaren dan beberapa bukit lainnya akibat letusan dahsyat itu. Sejarah Gunung Bromo dan Legenda Asal Usul Suku Tengger Mengapa gunung di Jawa Timur ini di beri nama Bromo?, Bromo berasal dari kata Brahma, yaitu nama Dewa penguasa tertinggi menurut konsep ketuhanan Agama Hindu. Sesuai dengan wujud Gunung Bromo pada masa itu yang merupakan gunung tertinggi dan masyarakat Nusantara masih pada masa kejayaan Hindu Budha terutama masyarakat di sekitar lereng gunung Bromo. Namun, kata Brahma lama kelamaan dari masa ke masa menjadi Bromo karena logat bahasa Jawa yang sangat kental. Mengapa salah satu daerah di lereng gunung Bromo diberi nama Suku Tengger?. Dahulu kala ada seorang putri cantik jelita dan diyakini adalah titisan Dewa. Putri tersebut diberi nama Roro Anteng karena pada waktu Ibunya melahirkan Roro Anteng tidak menangis sedikitpun. Anteng berasal dari bahasa Jawa yang artinya diam, tidak berbicara dan tidak bergerak. Satu lagi seorang pria tampan, gagah dan perkasa merupakan anak dari seorang Brahmana. Pria ini dilahirkan dengan keadaan sehat dan bugar sehingga dinamai Joko Seger. Nama Suku Tengger sendiri berasal dari kata Roro Anteng dan Joko Seger, agar kedengarannya lebih bagus masyarakat sekitar mengambil akhirannya saya yaitu teng dan Ger, Akhirnya wilayah itu menjadi nama Tengger. Tengger sendiri juga mempunyai makna yang tersirat yaitu Tenggring Budi Luhur yang berarti moral tinggi dan simbol perdamaian abadi. Hal ini hingga sekarang diterapkan oleh masyarakat suku Tengger untuk hidup rukun dan harmonis antar sesama. Kali ini saya akan menceritakan Kisah Sejarah Terjadinya Gunung Bromo, bisa di sebut Cerita Dongeng Legenda Asal Usul Gunung Bromo. Suatu kisah menceritakan seorang putri cantik bernama Roro Anteng seperti yang saya tulis diatas, dilamar oleh seorang pria sakti namun berhati jahat. Roro Anteng tidak mencintai pria itu, dia lebih memilih pria yang bernama Joko Seger karena ketampanan dan kewibawaannya. Karena sifat Roro yang lemah lembut dan merasa tidak enak jika menolak lamaran pria sakti itu secara langsung, Roro memberikan sebuah syarat untuk dibuatkan lautan diatas gunung sebelum fajar datang. Jika pria sakti berhasil melakukan syaratnya maka dengan terpaksa Roro harus menerima lamarannya, jika tidak berhasil maka pria sakti yang berhati jahat tersebut gagal melamar si Roro Anteng. Cerita Misteri Gunung Bromo Jawa Timur Ketika pria sakti tersebut mulai mengerjakan apa yang dipinta oleh wanita yang dicintainya, si Roro mulai gelisah karena dia takut semua syarat yang dia beri terpenuhi. Saat pria sakti mengangkat pasir menggunakan tempurung kelapa, si Roro mempunyai rencana untuk menggagalkan pekerjaan pria sakti tersebut. Roro Anteng menjalankan rencana yaitu menabur biji Jagung untuk memanggil ayam di tengah malam agar ayam tersebut berkokok seolah-olah fajar datang. Tiba-tiba pria sakti tersebut kaget dan marah karena ada suara ayam berkokok pikirnya fajar telah tiba. Lalu pria sakti tersebut menendang tempurung kelapa tersebut terlempar jauh dan tengkurap sementara pasirnya juga ikut tumpah. Tempurung kelapa tersebut kini menjadi Gunung Bathok dan pasirnya menjadi lautan pasir yang berada disekelilingnya sementara gunung Bromo itu adalah sumur yang sangat dalam seolah-olah jika di lempari batu tidak kunjung jatuh. Dengan kegagalan pria sakti tersebut Roro Anteng senangnya bukan main karena selama ini Roro telah mencintai seorang pria bernama Joko Seger, begitupun pria yang dicintainya. Akhirnya kedua insan yang saling mencintai tersebut menikah. Namun mereka belum kunjung mempunyai keturunan bertahun-tahun sampai akhirnya Roro Anteng bermimpi bertemu dengan Dewa dan berkata "Kamu akan segera mempunyai anak dan jika anak itu lahir, segera lemparkan ke Kawah Gunung Bromo sebagai tanda bersyukur kelak kamu akan di aruniai anak banyak". Setelah Roro bermimpi tak lama perutnya mengandung dan lahirlah seorang bayi, namun Roro ingat kepada mimpi tersebut dan segera melakukan apa yang dikatakan oleh Dewa di mimpinya. Tak lama kemudian Roro Anteng dan Joko Seger dikaruniai anak lagi. Sampai sekarang tradisi ini di pertahankan olah masyarakat tengger, yaitu melemparkan hasil bumi yang mereka peroleh sebagai tanda bersyukur kepada Sang Hyang Widhi. Tradisi ini disebut Kasada Yadya Kasada yang dilaksanakan pada tanggal 14 bulan kasada pada penanggalan Hindu. Itulah beberapa singkat Kisah Cerita versi yang menyambung mulai dari Sejarah Asal Usul Nama Bromo, Legenda Suku Tengger, Kisah Terjadinya Gunug Bromo dan Upacara Ritual Tradisi Adat Suku Tengger. Semua ini kami rangkum dari beberapa cerita dari petuah-petuah yang masih hidup hingga sekarang. Semoga Cerita ini dapat menambah pengalaman pembaca dan terus mencintai adat dan budaya kita. Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan alam yang sangat indah dan menakjubkan. Salah satunya adalah Gunung Bromo yang berada di provinsi Jawa Timur. Tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, Gunung Bromo juga memiliki cerita legenda yang sangat menarik untuk diikuti. Berikut ini adalah cerita legenda bahasa Jawa Gunung Bromo. Asal Usul Gunung Bromo Menurut cerita legenda bahasa Jawa, dahulu kala terdapat seorang putri cantik bernama Roro Anteng yang tinggal di sebuah kerajaan di wilayah Gunung Tengger. Roro Anteng sangat dihormati oleh masyarakat karena kecantikan dan kebijaksanaannya. Suatu hari, Roro Anteng diperistri oleh seorang pangeran dari kerajaan tetangga yang bernama Joko Seger. Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang anak yang diberi nama Brahma. Namun sayangnya, Brahma tidak tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat seperti anak-anak lainnya. Karena kesedihan yang mendalam, Roro Anteng dan Joko Seger kemudian memutuskan untuk membuang Brahma ke dalam kawah Gunung Bromo. Setelah itu, munculah suara dari dalam kawah yang meminta agar Brahma tidak dibuang ke dalam kawah. Suara tersebut mengatakan bahwa Brahma adalah anak yang diutus oleh Dewi dan Dewa untuk memberikan keberkahan bagi masyarakat sekitar. Namun sayangnya, suara tersebut diabaikan oleh Roro Anteng dan Joko Seger. Setelah Brahma dibuang ke dalam kawah Gunung Bromo, terjadilah letusan dahsyat yang menghancurkan kerajaan di sekitar Gunung Tengger. Hingga kini, Gunung Bromo masih meletus-letus dan menjadi objek wisata yang sangat terkenal di Indonesia. Cerita Roro Jonggrang Selain cerita asal usul Gunung Bromo, ada juga cerita legenda bahasa Jawa yang terkenal lainnya yaitu cerita Roro Jonggrang. Cerita ini bercerita tentang seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Kecantikan Roro Jonggrang membuat seorang raja jatuh cinta padanya dan meminta agar Roro Jonggrang menjadi istrinya. Namun Roro Jonggrang menolak lamaran tersebut karena raja tersebut telah membunuh ayahnya. Untuk membalas dendam, Roro Jonggrang meminta agar raja tersebut membuat seribu candi dalam semalam. Karena tidak mungkin membuat seribu candi dalam semalam, raja tersebut meminta bantuan kepada para jin. Namun Roro Jonggrang melihat hal tersebut dan meminta agar seluruh warga desa membakar jerami dan memukul alat musik untuk membuat para jin percaya bahwa matahari telah terbit. Akhirnya, para jin pun pergi meninggalkan raja tersebut dan Roro Jonggrang berhasil membalaskan dendamnya. Keindahan Alam Gunung Bromo Tidak hanya cerita legenda bahasa Jawa yang menarik di Gunung Bromo, keindahan alamnya juga sangat memukau. Gunung Bromo terkenal dengan kawahnya yang sangat luas dan dikelilingi oleh gunung-gunung lainnya seperti Gunung Batok dan Gunung Semeru. Untuk dapat menikmati keindahan alam Gunung Bromo, pengunjung dapat melakukan perjalanan dengan jeep atau berjalan kaki. Setelah sampai di kawah Gunung Bromo, pengunjung dapat melihat pemandangan matahari terbit yang sangat indah di pagi hari. Meta Description Meta Keywords Gunung Brahma atau biasa orang menyebutnya Gunung Bromo adalah sebuah gunung berapi yang terletaknya berada Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Tingginya dari Gunung ini sekitar Meter dari permukaan laut. di kawasan sekitar Gunung Bromo berada di kawasan pegunungan Tengger. Yang disana Sering dilaksanakan sebuah ritual upacara adat oleh masyarakat didaerah Tengger tersebut, dengan cara membuang sesajen kedalam kawah Gunung Bromo yang tujuannya memberikan persembahan kepada Jaya Kusuma, Jaya Kusuma adalah anak dari pasangan Joko Seger dan Roro Anteng. yang merupakan tokoh Legenda Gunung Bromo, Nama dari Upacara itu biasanya disebut dengan Kasadha. Upacara Kasadha ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Tengger tiap tahun yaitu pada bulan Jawa Asyuro. untuk mengetahui Legenda dari adanya Upacara Kasadha saya mencoba mengulas dengan membuat artikel dibawah ini Pada jaman kerajaan Majapahit, terdapat seseorang raja dan permaisurinya pergi meninggalkan negerinya dengan diikuti oleh beberapa pengikutnya, kejadian ini disebabkan oleh kekalahannya melawan putra kesayangannya sendiri. Mereka pergi ke kearah timur dari kerajaan Majapahit tepatnya dikawasan lereng Gunung Bromo. didaerah ini Raja dan permaisuri serta para pengikutnya mendirikan sebuah rumah sederhana yang digunakan untuk tempat tinggal beberapa waktu tinggal di daerah itu, pada suatu hari, Permaisuri dari Raja tersebut melahirkan anak keduanya. Sang Raja sangat gelisah menunggu istrinya melahirkan anak dari buah cinta mereka berdua. Kemudian pada tengah malam, akhirnya sang anak berhasil dilahirkan dengan selamat. dengan jenis kelamin dari Anak itu perempuan. Lalu Sang Raja melihat anaknya, sambil berbisik kepada istrinya “Dinda,anak kita perempuan”. Tetapi, permaisuri merasakan ada suatu keanehan pada bayi yang baru dia lahirkan itu, karena biasanya setelah bayi dilahirkan akan terdengar suara bayi menangis, tetapi berbeda dengan yang terjadi pada waktu itu, bayi yang dilahirkan tidak menangis, sampai sampai sang permaisuri mempertanyakan kepada suaminya, Apakah dia sudah melahirkan ?. Karena bayi tersebut lahir dengan kondisi yang tidak menangis, kemudian sang Raja pun memberi nama kepada bayi tersebut Roro Anteng. Baca Juga Wisata di Gunung Bromo Tidak jauh dari tempat Raja dan Permaisuri itu tinggal, didaerah sekitar Gunung Bromo terdapat sebuah rumah yang sangat sederhana dan ditempat itu tinggalah sepasang suami istri. Sang Suami adalah seorang Brahmana. Dan pada saat bersamaan, Istri dari Brahmana tersebut juga melahirkan seorang bayi dengan jenis kelamin laki-laki. Kebalikan dari bayi yang dilahirkan oleh Permaisuri Raja tadi, Bayi yang dilahirkan oleh istri Brahmana itu menangis dan suara tangisannya sangat keras tidak seperti suara tangisa bayi pada umumnya. Karena suara tangisan yang keras dari bayi tersebut, sang Brahmana memberikan nama pada anaknya Joko Seger. Setelah beberapa tahun, kedua anak tadi tumbuh menjadi dewasa, putri dari Raja Roro Anteng tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita, dan putra Brahmana Joko Seger juga tumbuh menjadi seorang pemudah yang tampan rupawan. kecantikan Roro Anteng mempesona banyak pemuda yang mengenalnya, sampai – sampai, banyak sekali pemuda yang datang untuk melamarnya, akan tetapi tidak ada satupun yang dia terima, karena dia telah menjalin kasih dengan Joko Seger. dan berjanji akan setia kepada Joko Seger. Tidak jauh dari tempat tinggal Roro Anteng tersebut, tinggal seorang raksasa yang hidup dihutan sekitar lereng Gunung Bromo yang bernama Kyai Bima, Pada suatu hari dia mendengar berita bahwasanya ada seorang gadis yang sangat cantik yang tinggal di sekitar Gunung Bromo. Mendengar kabar itu, Kyai Bima langsung datang ke tempat tinggal Roro Anteng untuk meminangnya . Roro Anteng serta keluarganya sangat kebingungan. Apabila lamaran dari Kyai tersebut tidak diterimanya, nanti rumah dan dusun mereka akan dihancurkan. Pada waktu itu Joko Seger pun tidak mampu berbuat apa-apa, karena kesaktian Kyai Bima yang tidak dapat dia tandingi. Roro Anteng berpikir keras dan kemudian terbesit sebuah ide untuk dapat menolak lamaran dari Kyai Bima secara halus. Kemudian Roro Anteng menerima lamaran dari Kyai Bima tetapi dia mengajukan Kyai Bima membuatkan Danau diatas Gunung Bromo yang bisa dikerjakan hanya dalam satu malam. Dengan segala kesaktian yang dimiliki oleh Kyai Bima persyaratan tadi bukanlah merupakan hal yang sulita baginya, kemudian dia pergi ketempat yang dimaksut oleh Roro Anteng tersebut, dan disana dia mulai membuat Danau dengan mengeruk tanah dan hasil dari kerukan tadi, nantinya akan dia isi dengan air, dengan kesaktian yang dimiliki oleh Raksasa tersebut Danau yang diminta oleh Roro Anteng akan segera selesai tidak sampai memakan waktu satu malam. Kejadian itu membuat Roro Anteng panik dan cemas, kemudian dia berfikir kembali untuk menggagalkan usaha dari Kyi Bima itu. Kemudian Setelah lama dia berpikir, dia menemukan sebuah ide untuk dapat menggagalkan Kyai Bima, dia kemudian pergi membangunkan penduduk desa dan juga tetangga serta keluarganya. Roro Anteng meminta tolong kepada para perempuan untuk menumbuk padi di lesung, dan kaum Laki-Laki ia suruh membakar jerami disebelah timur agar supaya terlihat fajar telah terbit. kemudia Cahaya kemerah-merahan muncul dari arah Timur, dan pada waktu yang bersamaan suara lesung mulai bersahutan. mendengar suara itu ayam – ayam peliharaan penduduk pun terbangun dan kemudian berkokok. Kyai Bima yang sedang melakukan pekerjaannya menyangka sudah pagi, dan terlihat kesal karena pekerjaannya belum selesai pada waktu yang ditentukan. Kemudian dia meninggalkan tempat itu dan tempurung kelapa yang dijadikan alat untuk mengeruk tanah tadi dilemparkan dan bertelungkup di tanah. setelah beberapa saat Tempurung yang dilempat tadi berubah menjadi sebuah gunung yang sekarang dinamakan dinamakan Gunung Batok. tidak hanya itu danau yang belum selesai dibuat tadi berubah menjadi kawah. dan jalan yang dia lalui berubah menjadi sebuah sungai yang sampai sekarang dapat dilihat di hutan pasir Gunung Batok. Kemudian Roro Anteng dan Joko Seger menjadi senang. dan tak berapa lama mereka berdua menikah dan tetap tinggal di kawasan lereng Gunung Bromo serta membuka sebuah desa baru yang dinamakan Desa Tengger. yang berasal dari gabungan Roro Anteng dan Joko Seger. Baca Juga Paket Wisata Gunung Bromo Setelah bertahun – tahun menjalani hidup bersama Roro Anteng dan Joko Seger belum juga dikaruniai anak, terjadi keresahan hati yang dialami oleh mereka berdua, terutama Joko Seger. padahal mereka telah mencoba berbagai macam ramuan untuk bisa mendapatkan keturunan. Roro Anteng sering menyampaikan pada suaminya untuk bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan YME. tetapi Joko Seger belum juga tenang, dan pada suatu hari Joko Seger mengucapakan sumpah apabila nanti dia dikaruniai anak sejumlah 25 Anak dia akan mempersembahkan salah satu dari anaknya untuk sesajen di kawah Gunung Bromo. setelah sumpah itu terucap kawah Gunung Bromo mengeluarkan Api, dia meyakini bahwa kejadian itu merupakan tanda bahwa Dewa mendengar apa yang dia janjukan. Kemudian tak berapa lama setelah Joko Seger mengucapkan janjinya, Istrinya pun mengandung, dengan kejadian itu membuat hati mereka bertambah bahagia karena hal yang mereka impikan terwujud. Setelah menunggu sampai sembilan bulan kemudian, Roro Anteng melahirkan, dan dia dikaruniai bayi kembar laki-laki. dan tak beberapa lama mengandung lagi dan kebanyakan yang dia melahirkan bayi kembara. ada yang kembar dua, tiga, hingga anak dari mereka menjadi 25. Kebahagiaan yang mereka rasakan semakin bertambah. Setelah anak yang dilahirkan Roro Anteng berjumlah 25 dia tidak melahirkan lagi. Kemudian hari – hari mereka lebih banyak dihabiskan untuk merawat, mengasuh dan mendidik ke 25 anak mereka dengan rasa tulus ikhlas. sampai Anak-anak mereka tumbuh menjadi dewasa. Nama dari anak mereka yang paling bungsu adalah Jaya Kusuma. Joko Seger lupa akan janjinya untuk menjadikan salah satu dari anaknya persembahan atau sesajen di kawah Gunung Bromo, karena dia terlena dalam kebahagiaan itu. Pada suatu saat, ketika Joko Seger sedang tidur di kamarnya, dia bermimpi ditegur oleh seseorang Dewa agar menempati janji yang duluh pernah ia sampaikan yaitu mempersembahkan salah satu dari anaknya menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo. kemudian dia tersentak dari tidurnya dan kemudian terbangun, mimpi yang dia alami membuatnya gelisa, karena semua dari putra putrinya sangat dia sayangi. dia menceritakan kejadian itu kepada Istrinya tetapi belum juga bisa menenangkan hatinya. kemudian dia berkeinginan untuk menceritakannya kepada anak – anaknya. Keesokan harinya dia dan istrinya mengumpulkan anak – anaknya dalam sebuah pertemuan keluarga, dan dia menceritakan kejadian yang dulu dialami, serta janji yang dulu pernah dia ucapakan. dari cerita yang disampaikan dan permintaan yang diutarakan kepada anak – anaknya, hampir kesemuanya keberatan karena tidak berani melakukan hal itu, yaitu menjadi persembahan di Kawah Gunung Bromo, tetapi ada salah satu anak yang rela menjadi persembahan yaitu Jaya Kusuma, anak bungsu dari Joko Seger dan Roro Anteng ini rela menjadi Persembahan demi keselamatan semua penduduk tengger. Setelah pertemuan itu Jaya Kesuma kemudian berpamitan dan meminta restu kepada kedua orang tuanya, dia hanya meminta satu permintaan agar pada setiap tanggal 14 bulan Kasadha, keluarga dan penduduk desa Tengger mengirimkan hasil ladangnya untuk diceburkan ke Kawah Gunung Bromo, setelah itu dia diantarkan keluarga dan penduduk sekitar menuju ke Kawah Gunung Bromo dan kemudia Jaya Kusuma menceburkan diri ke dalam Kawah Gunung Bromo tersebut dengan tidak ada rasa takut yang terlihat dari wajahnya. Baca Juga Sewa Jeep Hardtop Di Gunung Bromo Dengan kejadian itu untuk mengenang peristiwa pengorbanan Jaya Kusuma. setiap tahun rakyat Tengger melakukan upacara untuk melaksanakan perintah, memperingati dan menghormati perngorbanan yang dilakukan Jaya Kusuma dengan melakukan Upacara biasanya secara rutin dilaksandakan pada tanggal ke 14 bulan Kasadha dengan ritual menceburkannya hasil bumu mereka kedalam Kawah Gunung Bromo. dan menjadi tradisi dari masyarakan di daerah Tengger dan sekitar Gunung Bromo. Demikian Cerita mengenai Legenda Gunung Bromo, semoga menjadi inspirasi dan pengetahuan untuk kita semua.

cerita legenda bahasa jawa gunung bromo